APLIKASI PUPUK ION ORGANIK CIREMAI i 200 WATT
UNTUK BERBAGAI TANAMAN
1. Aplikasi pada tanaman padi dan gandum diperlukan 7 liter /ha per
musim tanam
dengan 5 kali pemberian, yaitu :
a. Pertama sebanyak 2 liter /ha pada saat 2 – 3 hari sebelum tanam
b. Kedua sebanyak 1 liter /ha pada saat 14 hari setelah tanam
c. Ketiga sebanyak 2 liter /ha pada saat 30 hari setelah tanam
d. Keempat sebanyak 1 liter /ha pada saat 45 hari setelah tanam
dengan 5 kali pemberian, yaitu :
a. Pertama sebanyak 2 liter /ha pada saat 2 – 3 hari sebelum tanam
b. Kedua sebanyak 1 liter /ha pada saat 14 hari setelah tanam
c. Ketiga sebanyak 2 liter /ha pada saat 30 hari setelah tanam
d. Keempat sebanyak 1 liter /ha pada saat 45 hari setelah tanam
e. Kelima
sebanyak 1 liter/ha pada saat 60 hari setelah tanam
2. Aplikasi pada tanaman jagung, kedelai dan kacang tanah. Diperlukan 7 liter /ha
permusim tanam dengan 4 kali pemberian yaitu :
a. Pertama sebanyak 3 liter /ha pada saat 2 - 3 hari sebelum tanam
b. Kedua sebanyak 2 liter /ha pada saat umur 14 hari setelah tanam
d. Ketiga sebanyak 1 liter /ha pada saat umur 30 hari setelah tanam
e. Keempat sebanyak 1 liter /ha pada saat 45 hari setelah tanam
3. Aplikasi pada tanaman tebu dan tembakau diperlukan 10 liter /ha per
musim tanam.
Dengan 4 kali pemberian yaitu :
Dengan 4 kali pemberian yaitu :
a. Pertama, sehari setelah
tanam sebanyak 3 liter /ha
b. Kedua, 21 hari setelah tanam sebanyak 2 liter /ha
c. Ketiga, 45 hari setelah tanam sebanyak 2 liter /ha
d. Keempat, 70 hari setelah tanaman sebanyak 3 liter /ha
e. berikutnya hanya penambahan pupuk ZA secukupnya.
b. Kedua, 21 hari setelah tanam sebanyak 2 liter /ha
c. Ketiga, 45 hari setelah tanam sebanyak 2 liter /ha
d. Keempat, 70 hari setelah tanaman sebanyak 3 liter /ha
e. berikutnya hanya penambahan pupuk ZA secukupnya.
4. Aplikasi pada tanaman sayuran
(kol, seledri, kentang, bawang merah, bawang putih, wortel, bayam, dll)
diperlukan 7 liter /ha, dengan cara sebagai berikut :
a.
Pemberian pertama pada saat persiapan lahan selesaikan dengan dosis 3 liter /ha
Dengan
cara
dikucurkan secara merata dipermukaan tanah;
b. Pemberian berikutnya dilakukan secara berurutan sesuai komoditi tanaman, pada saat
b. Pemberian berikutnya dilakukan secara berurutan sesuai komoditi tanaman, pada saat
tanaman
berumur 14-21-28-35 hari setelah tanam. Dengan dosis masing-masing 1liter/ha.
5. Aplikasi pada tanaman umbi
kayu-umbi jalar. Diperlukan 7 liter /ha per musim
tanam. Dengan 3 kali pemberian, yaitu :
tanam. Dengan 3 kali pemberian, yaitu :
a. Pertama sebanyak 3 liter
/ha setelah persiapan lahan selesai
b. Kedua sebanyak 2 liter /ha pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam
c. Ketiga sebanyak 2 liter /ha pada saat tanaman berumur 60 hari setelah tanam.
b. Kedua sebanyak 2 liter /ha pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam
c. Ketiga sebanyak 2 liter /ha pada saat tanaman berumur 60 hari setelah tanam.
6. Aplikasi pada tanaman melon, semangka,
mentimun, tomat dan cabe. Diperlukan 10 liter /ha per musim tanam
a. Pemberian
pertama sebanyak 2,5 liter /ha setelah persiapan lahan selesai. (bila
menggunakan mulsa, diberikan sebelum pemasangan mulsa) dengan cara dikucurkan
menggunakan mulsa, diberikan sebelum pemasangan mulsa) dengan cara dikucurkan
secara merata pada permukaan tanah.
b. Selanjutnya diulang lagi pada saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40, 45 setelah
tanaman dengan dosis masing-masing 1,5 liter /ha.
b. Selanjutnya diulang lagi pada saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40, 45 setelah
tanaman dengan dosis masing-masing 1,5 liter /ha.
7. Aplikasi pada tanaman perkebunan misalnya;
pepaya, apel, belimbing, rambutan kelengkeng, kelapa sawit, cacao, karet, kopi
dll. Diperlukan 10 liter /ha pada perawatan awal tanam yaitu :
a.
Pertama
sebanyak 4 liter /ha dikucurkan merata pada lobang tanam
b.
Kedua
sebanyak 4 liter /ha dikucurkan pada pangkal batang tanaman 2 hari setelah tanam;
c.
Selanjutnya
diulang setiap 30 hari sekali dengan dosis 2 liter /ha dengan cara dikucurkan
secara merata pada pangkal batang tanaman;
Untuk
perawatan berikutnya dapat diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 2 liter/ha
dengan cara dikucurkan secara merata ( melingkar dibawah tajuk, kurang lebih 2
meter dari pokok batang )
APLIKASI
CIREMAI I-200 WATT UNTUK
TIMUN SAYUR
PROSES
·
Setelah lahan dihaluskan, Siram
atau semprot lahan dengan 10 – 20 tutup ciremai per tangki, kemudian biarkan
selama 1 – 2 hari kemudian tanamkan bibit Timun Sayur ke lahan.
·
Ketika umur Timun Sayur 10 hari
setelah tanam maka lakukan penyemprotan / penyiraman pertama dengan takaran 4 –
5 tutup botol ciremai per tangki.
·
Ulangi penyemprotan /
penyiraman yang kedua ketika Timun Sayur berusia 20 hari setelah tanam dengan
takaran 4 – 5 tutup botol ciremai.
·
Umur 20 – 25 hari setelah tanam
biasanya Timun Sayur sudah berbunga dan pada saat umur 30 – 31 hari setelah
tanam, biasanya Timun Sayur sudah bisa di panen.
KETERANGAN
·
Bila petani menggunakan
pemupukan PONSKA, Z-A - Mutiara maka penyemprotan dengan menggunakan ciremai
dilakukan 3 – 5 hari setelahnya dan jangan sekali – kali melakukan penyemprotan
ke arah bunga tanaman yang sedang berbunga karena bisa rontok.
·
Pemupukan dengan menggunakan Ciremai
untuk tanaman Terong, semangka, varia sama seperti Timun Sayur.
·
OPTIONAL
: pemetikan timun pada saat panen
bisa dilakukan tiap hari dengan tujuan untuk mengejar tonase timun yang
maksimal
APLIKASI PUPUK ION ORGANIK CIREMAI 1200 WATT
PADA TANAMAN SINGKONG
Pupuk Ciremai bisa di pakai semua
jenis tanaman dari mulai padi , sayur-sayuran , buah-buahan , umbi-umbian ,
bunga dan kacang-kacangan.
Pengaplikasian pupuk terhadap
jenis-jenis tanaman tersebut sama yaitu dengan dosis 6ltr pupuk ion organic
cukup untuk 1 hektar , namun dalam praktek setiap tanaman ada yang berbeda di
sesuaikan dengan kondisi lahan dan tanaman tersebut . Seperti singkong di
tanami di darat , cara penanamannya di bagi 2 yaitu : Pemupukan masa pratanam
dan Pemupukan pemeliharaan .
I.
PRA – TANAM
Untuk
memperoleh struktur tanah agar menjadi subur maka penyemprotan wajib dilakukan
2hari sebelum tanam dengan dosis 5m/liter air , dengan cara sebagai berikut :
1.
Tanah di siram menggunakan emratan kapasitas 10
liter . Kemudian masukkan pupuk ion organik ciremai ke dalam emratan yang
berisi air sebanyak 5 tutup botol . Lalu goyangkan agar pupuk dan air teraduk
merata .
2.
Semprotkan emratan yg berisi pupuk tersebut ke
tanah sepanjang 10 meter . Apabila emratan yg berisi air telah habis , isi
kembali sesuai kebutuhan .
3.
Setelah 2 hari paska penyemprotan , lakukan
penanaman .
II. MASA
PEMELIHARAAN
1.
Lakukan penyemprotan setelah usia tanaman 15 hari
, gunakan semprotan kapaitas 17ltr . Masukan 6 tutup botol pupuk ciremai ke
dalam tangki , kemudian goyangkan agar pupuk dan ai teraduk merata.
2.
Lakukan penyemprotan dengan komposisi 25% ke
pohon dan daun 75% ke tanah.
CIREMAI I-200WATT UNTUK JABON, SENGON, ALBASIA
DAN JATI
PRA
TANAM PERSEMAIAN
·
Biji bibit direndam selama 12
jam dengan menggunakan ciremai i-200 watt dosis 1 tutup botol ciremai dengan 5
liter air.
·
Kemudian tanah disiram dengan
pupuk ciremai dosis 1 tutup botol ciremai dengan 5 liter air dengan cara
dicepret – cepretkan ke lahan kemudian diamkan selama 2 – 3 hari setelah itu
bibit di semaikan.
·
Kemudian penyemprotan dilakukan
setiap setengah bulan sekali sampai umur bibit menginjak 3 bulan.
PEMINDAHAN BIBIT SIAP TANAM
·
Biasanya hal pertama yang
dilakukan sebelum penanaman bibit adalah membuat lubang tanah untuk bibit siap
tanam yang kemudian lubang tersebut diberikan kompos, disarankan lubang yang
telah diberi kompos tersebut langsung siram dengan pupuk CIREMAI dosis 1 tutup
botol ciremai dengan 5 liter air agar kompos tersebut cepat matang dan cepat
menyuburkan tanah, lalu pindahkan bibit tanaman ke dalamnya.
·
Lakukan penyemprotan per 15 hari
sekali dengan menggunakan CIREMAI dosis 1 tutup botol dengan 5 liter air ( 75%
ke batang dan tanah, 25 % ke daun ) sampai umur tanaman 6 bulan ( 3 bulan HST
).
·
Kemudian lakukan penyemprotan
sebulan sekali setelah usia tanaman 6 bulan sampai genap usia tanaman 1 tahun.
·
Setelah usia tanaman 1 tahun
lakukan penyemprotan 2 – 3 kali per tahun dan seterusnya.
·
Panen
APLIKASI
CIREMAI I-200 WATT UNTUK
KACANG TANAH
PROSES :
·
Lakukan penyemprotan pada lahan
dengan Pupuk CIREMAI dosis 10 – 20
tutup botol, dan biarkan 1 – 2 hari kemudian tanamkan benih kacang tanah.
·
Pada saat Kacang Tanah berumur
15 hari setelah tanam, lakukan penyemprotan pertama menggunakan pupuk CIREMAI dengan takaran 4 – 5 tutup
botol per tangki.
·
Pada saat Kacang Tanah berusia
25 – 30 hari setelah tanam, maka lakukan penyemprotan kedua dengan takaran 4 –
5 tutup botol per tangki.
·
Panen
Keterangan :
·
Aplikasi pemakaian pupuk CIREMAI I-200WATT dilakukan 3 – 5 hari
setelah petani melakukan pemupukan PONSKA.
Tujuan pemakaian
pupuk CIREMAI I-200WATT adalah untuk
mengurangi penggunakan pestisida kimia dan mengurangi penggunaan pupuk kimia
berlebihan yang dapat merusak kesuburan tanah.
APLIKASI CIREMAI UNTUK TANAMAN JAGUNG
A .
PENDAHULUAN
Tanaman
jagung merupakan tanaman penting bagi dunia industri pakan ternak dan ikan
selain itu kebutuhan pasar tradisional
dan jagung bakar masih belum terpenuhi, apalagi batang dan daun dapat digunakan
sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing dll. Namun komoditi ini tingkat
produksinya belum optimal.Begitu primadonya jagung, maka CV ANUGERAH KARYA
MAKMUR berupaya meningkatkan produksi
yang berwawasan pertanian sehat, produktif dan ramah lingkungan. Dengan demikian bisa berkompetisi di era pasar
global.
B.
SYARAT TUMBUH
Tanaman jagung tidak memerlukan tanah khusus, namun
tanah yang subur dan banyak mengandung humus dapat meningkat hasil yang optimal. pH yang dikehendaki antara 6 –
7. Aerasi dan ketersediaan air baik, sinar matahari sempurna tidak boleh
ternaung. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau menjelang
musim kemarau. Pada fase generatif memerlukan air yang cukup banyak supaya
pembuahan sempurna.
C. PEDOMAN BUDI DAYA JAGUNG
1. Benih
atau bibit
Benih yang hendak di tanam harus bermutu tinggi
(berlabel ), daya tumbuh benih lebih dari 95 %. Kebutuhan benih tergantung
jarak tanam yaitu berkisar antara 20 samapi 30 kg / ha. Sebelum benih ditanam harus di rendam dalam larutan PIOC CIREMAI I 200
WATT dengan dosis satu tutup botol CIREMAI untuk 5 ltr air direndam selama 12
jam.
2. Pengolahan
lahan
Apabila lahan yang akan ditanami bekas tanamam atau banyak rumputnya terlebih dahulu
harus dibersihkan atau dipendam sebagai kompos, pecangkulan atau pembajakan dengan kedalaman
olah 20 cm kemudian diratakan. Lebar bedengan antara 1,5 -2 m, diantara
bedengan dibuat saluran air (salir) dengan kedalaman 20 cm 3 hari menjelang
tanam lakukan penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 WATT secara merata dengan dosis
2-3 ltr/ha atau 15 sampai 20 tutup botol CIREMAI/tangki ukuran 17 ltr air. Sedangkan
pupuk dasar cukup 75% dari rekomendasi pupuk setempat. Gunakan pupuk yang
mengandung unsur N P K S.
3. Lubang
Tanam dan Cara Tanam
Buatlah lubang tanaman
dengan tugal yang terbuat dari kayu ujungnya agak runcing,kedalaman lubang 3-5 cm. tiap
lubang diisi hanya satu biji jagung untuk jarak tanam 25 x75 cm .tiap lubang
diisi dua biji jagung untuk jarak tanam 40 x 100 cm, setalah biji /bibit
diletakkan pada lubang kemudian di tutup dengan abu bakaran jerami atau sekam supaya tidak
dimakan burung ,jangkrik dll.
4. Pemupukan
dan penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 WATT
Penyemprotan susulan 1 PIOC CIREMAI i 200 WATT
dilakukan pada umur 15 HST dengan dosis 6 – 10 tutup botol Ciremai / tangki
ukuran 17 ltr air . Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap 15 hari sekali dengan
dosis yang sama.
Pemupukan hara makro N P K S dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST
dengan dosis 125 kg /ha.Pemupukan selajunya pada saat tanaman berumur 45 HST
dengan dosis 100 kg.
5. Pemeliharaan
Tanaman
a)
Penjarangan
dan penyulaman
Tanaman
yang tumbuh lebih dari yang dikehendaki harus dipotong dengan pisau yang bersih
jangan di cabut karena akan mengganggu
perakaran yang sudah tumbuh baik. Penyulaman dilakukan apabila ditemuka
tanaman yang tidak tumbuh atau
mati,penyulaman dilakukan pada saat tanaman umur 7 HST
b)
Penyiangan
Penyiangan
di lakukan setiap 15 hari sekali,penyiangan dilakukan dengan hati-hati kerena
tanaman masih belum kuat/kokoh
c)
Pembumbunan
Pembubunan dilakukan secara bersamaan dengan
penyiangan untuk memperkokok posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan
menutup akar yang bermunculan diatas permukaan tanah karena adanya pengkikisan
tanah lapisan atas atau erosi .Pembumbunan
dilakuakan saat tanaman berumur 6 minggu, bersama dengan waktu
penumpukan. Tanah disebelah kanan dan kiri barisan tanaman diurug dengan
cangkul, kemudian ditimbun pada barisan tanaman. Dengan perlakuan seperti itu
maka akan terbentuk guludan yang memanjang pada barisan tanaman.
d)
Pengairan
dan penyiraman
Setelah
benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali tanah yang masih lembab
tidak perlu , tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman
berbunga air yang diperlukan lebih banyak sehingga perlu dialirkan air pada
parit-parit diantara barisan tanaman.
6. Hama dan penyakit
a) Hama
1. lalat bibit (Atherigona
exigua stein)
Gejala : Daun
berubah warna mejadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan,
akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman mejadi kerdil atau mati.
Penyebab : Lalat
bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu , warna punggungnya kuning kehijuan
bergaris ,warna perut coklat kekuningan , warna telur mutiara, dan panjang
lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian
: (1) penanaman serentak dan
penerapan pergiliran tanaman.
(2)
tanaman yang terserang segera dicabut dan di musnahkan.
(3) Kebersihan kebun
harus selalu di jaga.
2. Ulat pemotang/Jengkal
Gejala : Tanaman
terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, di tandai dengan bekas gigitan
pada batang, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Penyebab : beberap
jenis ulat pemotong : Agrotis ipsilon,
Spodoptera litura, penggerak batang jantung (Ostrinia furnacalis), dan penggerak buah jantung (Helicoverpa armigera).
(1) Tanam serentak atau rotasi tanaman
(2) cari dan bunuh ulat-ulat tesebut (biasanya
bersembunyi di dalam tanah) .
b). Penyakit
1. Penyakit bulai (Downy
mildew)
Penyebab : Cendawa
Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P.philippinensis, merajalela pada suhu udara 27o C ke atas
serta keadaan udara lembab.
Gejala : (1)
umur 2-3 minggu bentuk daun runcing, ukuran kecil, tidak lentur, pertumbuhan
batang terhambat, warna mengkuning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora Cendawa warna putih.
(2)
umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan , daun berubah warna dari bagian
pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi
(3)
pada tanaman dewasa , terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian
: (1) penanaman mejelang musim hujan
(2) pola tanam dan
rotasi tanam
(3) penanaman
varietasi tahanterhadap penyakit bulai
(4) musnahkan
tanaman yang sudah terserang di pendam atau di bakar.
2. penyakit bercak daun (leaf bligh)
Penyebab :
Helmintosporium
turcicum.
Gejala : Pada daun tampak bercak memanjang dan
teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan
meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian
berubah warna menjadi coklat ke kuning-kuningan, kemudian berubah menjadi
coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berubah menjadi coklat tua.
Pengendalian :
Dengan cara rotasi tanaman dan mengatur kondisi lahan tidak lembah.
3. Penyakit Karat (Rurt)
Penyebab : Cendawan
Puccinia sorghi schw dan P.polypora underw.
Gejala : Pada
tanaman dewasa ,daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah
kecoklatan,sebutan cendawa ini berkembang dan memanjang .
Pengendalian: (1) Mengatur kelembaban
(2) Menanam varietas tahan terhadap
penyakit karat.
(3) Kebersihan kebun
harus selalu terpelihara.
4. Penyakit gosong bengkak (con smut/boil smut)
Penyebab : Cendawan
ustilago mayis (DS) Cda, ustilago zeae (Schw)ung, uredo zeae Schw ,uredo maydis DS.
Gejala : Cendawan ini masuk kedalam biji dan
tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar , menyebabkan
pembungkus rusak dan spora tersebar .
Pengedalian : (1) Mengatur kelembaban
(2)Memotong bagian tanaman yang
terserang penyakit kemudian dibuang atau dibakar
(3)Benih yang akan ditanam direndam dengan
laturan PIOC CIREMAI i 200 watt.
5.Penyakit
busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab :
Cendawan Fusarium atau Gibberella
antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberela fujkural (Schw), Gibberela
moniliforme.
Genjala : Dapat
diketahui setelah membuka pembungkus tongkol biji-biji jagung berwarna merah
jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian : (1) Menanam jagung varietas tahan, rotasi
tanam, pengaturan jarak tanam .
(2) Perendaman benih dengan
larutan PIOC CIREMAI i 200 WATT
D. PANEN DAN
PASCA PANEN
a) . Panen
Jagung sayur (jagung muda ,baby corn) dipanen sebelum
bijinya terisi penuh, jagung rebus / bakar dipanen ketika matang susu dan
jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll, dipanen apabila
sudah matang sempurna biji keras sampai kering, pengeringan bisa dilakukan pada
saat tongkol jagung masih menempel pada batang
dengan cara mengupas pembungkusnya. Jika pembungkus sudah kering boleh
dipetik kemudian dijemur selama 8 hari, pemipilan bisa dengan mesin perontok
atau dengan tanga
APLIKASI CIREMAI I-200 WATT UNTUK
TANAMAN BAWANG MERAH
PROSES
·
Lahan disiram atau disemprot
dengan menggunakan pupuk ciremai dengan takaran 15 – 25 tutup botol per tangki
lalu biarkan selama 1 – 2 hari kemudian tanam bibit bawang ke lahan tersebut.
·
Pada saat bawang berumur 15 hari
setelah tanam, maka lakukan penyemprotan pertama menggunakan ciremai dengan
takaran, 3 – 4 tutup botol per tangki dan pada saat usia tanaman mencapai 30
hari maka lakukan penyemprotan kedua dengan takaran 4 – 5 tutup botol pupuk
ciremai per tangki.
·
Bila Petani menginginkan panen
bawang pada umur 50 hari setelah tanam, maka
penyemprotan dengan menggunakan Ciremai cukup 2 kali, tapi bila Petani
memanen bawang nya pada saat bawang berumur 60 hari maka penyemprotan ketiga dilakukan pada saat
bawang berusia 45 hari setelah tanam.
KETERANGAN
·
Setelah tanam biasanya para
Petani bawang melakukan pemupukan tiap 10 hari sekali menggunakan Ponska,
TSP, Saprodap dan lain – lain, maka pada saat bawang berusia 30 hari
akan terjadi bentrok pemupukan, maka alternatife lain yang bisa diterapkan
adalah lakukan pemupukan ciremai pada saat bawang berusia 25 hari.
·
Petani bawang biasanya melakukan
penyemprotan menggunakan pupuk cair per 3 hari sekali.
·
Aplikasi pemakaian pupuk organik
ciremai dilakukan 3 – 5 hari setelah petani melakukan pemupukan ponska, TSP,
Saprodap, dll.