19:19
THL TBPP BANYUMAS
No comments
Tungro
adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase
pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan
berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun
yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering
berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang
berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun
yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua
terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan
N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
Mengapa tungro harus dikendalikan?
Tungro adalah satu dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Epidemik penyakit ini telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an. Malai yang terserang jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian yang berisi dengan gabah yang berubah warna. Pembungaan tanaman sakit tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.
Bagaimana Mengendalikan Tungro?
Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan
menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak
segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
Cabut dan bakar tanaman yang sakit.
Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh.
Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang
terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang
terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin
menyebarluaskan infeksi tungro.
Tanam benih langsung (Tabela):
Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih
tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah).
Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang
tanaman yang lebih rendah populasinya.
Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
Tanam serempak:
Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran
tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh
yang relatif seragam.
Rotasi.
Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau
sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau
tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan
ketersediaan inang untuk virus tungro. Pilihan Pengelolaan Tungro
- Tanam varietas tahan, seperti Kalimas, Bondoyudo, Tukad Petanu, terutama bila tanam dilakukan terlambat dari petani sekitarnya.
- Hindari penanaman varietas rentan di daerah endemik tungro.
- Setelah panen, segera benamkan jerami dan sisa-sisa tanaman dari yang terinfesi tungro dengan bajak dan garu.
Pengendalian juga perlu dilakukan untuk wereng hijau dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks, imidakloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.
Sumber:
IRRI Rice Knowledge Bank(Masukan diperoleh dari G.Jahn, I.Choi dan MA
Bell) Disadur oleh: J. Bawolye / MSyam – Des. 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar