Di Indonesia produksi gabah padi pada saat ini baru mencapai rata rata
5 – 6 ton /ha,bahkan cenderung menurun karena menurunnya tingkat
kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia yang tidak berimbang dan
penggunaan pestisida yang berlebihan.
Pupuk ion organic cair CIREMAI I 200 watt dalah
solusi untuk meningkatkan produksi gabah padi secara nyata sehingga bisa
membatu tercapainya ketahanan pangan nasional. Syarat Tumbuh: tanaman
padi dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 -1500 m dpl, pH tanah
berkisar 4 – 7, tanah olah dengan ketebalan minimal 20 cm , penyinaran
matahari penuh dan sistim pengairan yang
baik.
• PEDOMAN BUDI
DAYA PADI SAWAH POLA CIREMAI i 200 watt.
1.Benih
Untuk membuat bibit yang sehat maka gabah calon benih perlu direndam
terlebih dahulu dengan larutan PIOC CIREMAI i 200 watt dengan dosis 1
tutup botol /5 ltr air selama 12 jam, selanjutnya perendaman dengan air
biasa atau langsung ditiriskan,selanjutnya diperam selama 2 malam sampai
benih berkecambah
seretak.
2.
Pemeliharaan Pembibitan/ Persemaian
Pengairan pada persemaian dilakukan
secara berangsur angsur usahakan pucuk benih tidak terendam air.
Setelah bibit berumur 7 hari dan 15 hari, dilakukan penyemprotan PIOC
CIREMAI i 200 watt dengan dosis 4 tutup botol / tangki
.
3.
Pemindahan Benih Bibit yang siap dipindahkan ke sawah berumur 18 – 22
hari,
Dengan menggunakan PIOC CIREMAI i 200 watt maka pada umur 18 hari
sudah bisa dipindahkan karena batang bawah sudah besar dank eras,
pertumbuhan seragam.Pemindahan benih dilakukan dalam keadaan
sehat.
4.
Persiapan Lahan,
Lahan yang akan ditanami padi harus dibajak dengan
kedalaman minimal 20 cm, kemudiaan diratakan, usahakan pematang atau
galengan jangan ada yang bocor supaya hemat air. 2 atau 3 hari sebelum
tanam lakaukan penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 watt denagn dosis 2 ltr
/ha.
5.
Pemeliharaan tanaman dan
pemupukan.
Padi
yang baru ditanam keadaan air tidak boleh terlalu tinggi supaya anakan
padi maksimal,pengendalian gulma akan lebih baik apabila dilakukan
dengan cara di garok bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah yaitu
membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
a.
Pemupukan N P K S pertama dilakukan 7 – 12 hari setelah tanam, dosis
pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi
setempat.
b.
Pada umur 15 HST lakukan penyemprotan PIOC CEREMAI i 200 watt dengan
dosis 1 ltr/ha atau 6 – 10 tutup botol ciremai/ tangki isi 17 ltr ,
penyemprotan dilakukan pada pagi hari sampai jam 9 dan sore hari mulai
jam 15.
c.
Pemupukan N P K S kedua dilakukan pada umur 25-28 HST,setengah dosis
dari pemupukan
pertama
d.
Pada umur 30 HST penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 watt dengan dosis 6 –
10 tutup botol / tangki.
e.
Pemupukan N P K S ketiga dilakukan pada umur 40 – 43 HST, setengah
dosis dari pemupukan
kedua.
f.
Pada umur 45 HST penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 watt dengan dosis 6 –
10 tutup botol/ tangki
.
g.
Penggunaan PIOC CIREMAI i 200 watt terakhir dilakukan pada saat padi
berumur 60 atau 65 tergantung varietas atau padi sudah selesai
berbunga.
6.PENGENDALIAN
HAMA DAN
PENYAKIT
•
Hama putih (Nymphula depunctatil)
Genjala :
Meyerang daun bibit ,kerusakan berupa titik–titik yang memanjang
sejajar tulang daun ,ulat menggulung daun padi.
Pengendalian
: Dengan cara pengaturan air yang baik,penggunaan bibit yang
sehat,melepas musuh alami ,menggugurkan tabung daun.
•
Padi thrips (Thrips Oryzae )
Daun
menggulung dan berwarna kuning sampai kemerhan,pertumbuhan bibit
terhambat ,pada tanaman dewasa gabah tidak berisi, wereng
penyerang batang padi:wereng padi coklat (nilaparvata lugens),wereng
padi berpunggung putih (sogatella furcifera)dan wereng penyerang daun
padi wereng padi hijau (nephotettix apicalis dan N.inpicticep).
Merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan dapat menularkan
virus.
Gejala
: Tanaman menjadi kuning dan mengering,sekelompok tanaman seperti
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil
Pengendalian
: Bertanam padi serempak,menggunakan varitas tanah wereng
membersihkan lingkungan,melepas musuh alami seperti laba-laba,kepinding
dan kumbang
lebah
•
walang sangit (leptocoriza acuta) menyerang buah padi
yang masak susu.
Gejala
: Buah/gabah berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan
rasa tidak enak pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi
berbintik bintik hitam.
Pengendalian
: Bertanam berserempak, peningkatan kebersihan mengumpulkan dan
memusnakan telur , melepas musuh alami seperti jangkrik,
laba-laba.
•
kepik hijau (nezara viridula) menyerang batang dan buah padi.
Gejala
: Pada batang tanaman bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki
noda bekas hisapan dan pertumbuahan tanaman terganggu.
Pengendalian
: Mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya.
•
pengerek batang padi terdiri atas: penggerek padi putih (tryporhyza
innotata) kuning (T.incertulas), bergaris (chilo
supressalis) dan merah jambu (sesamia inferes). Menyerang
batang dan pelepah daun.
Gejala
: Pucuk tanam layu ,kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut,
daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanam sudah
disebut hama ”sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut
”beluk”.
Pengendalian
: Menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan,
menggenangi sawah selama 15 hari setalah panen agar kepompong mati,
membakar jemari.
•Hama
tikus ( rattus argentiventer) menyerang batang muda (1-2bulan) dan
buah.
Gejala
: Adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan
hebat ditengah petak tidak ada tanaman .
Pengendalian
: Pergiliran tanaman, tanaman Legowo, senitasi, gropyokan, melepas
musuh alami seperti ular dan burung hantu.
• Burung
Menyerang
mejelang panen, tangkai buh panah, biji berserakan.
Pengendalin :
Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
•
penyakit Bercak daun coklat
Penyebab
: jamur helmintosporium.
Gejala
: Menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan biji yang baru
berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi padi
dewasa busuk kering, biji cabang busuk dan kecambah mati. Pencegahan
dengan larutan PIOC CIREMAI i 200 watt benih direndam selama 12 jam
tanaman padi tahan penyakit ini.
•
penyakit blast
Penyebab :
Jamur Pyricularia oryzae.
Genjala :
Menyerang daun, buku pada malai dan ujung malai. Daun, elang buku,
tangkai malai dan cabang di dekat pangkai malai membusuk. Pamasakan
makanan terhambat dan butiran padi mejadi hampa.
Pengendalian : Membakar sisa jarami ,menggenangi sawah, menanam
varitas unggul, pemberian pupuk disaat pertengahan fase vegetative dan
fase pembetukan bulir.
• busuk pelepah daun
Penyebab
: Jamur vesertium moniliforme. Genjala:menyerang malai dan biji mudah
menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk.
Pengendalian :
Merenggangkan jarak tanam, akan lebih baik jika menggunakan system
legowo dan mencelupkan akar benih dengan larutan PIOC CIREMAI I 200 watt
sebelum di tanam .
- Penyakit kresek/hawardaun
Penyebab
: bakteri xanthomonas camprestis pv ortzae)
Gejala
: Menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara
tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun
mongering dan mati. Pengen dalian: menanam varitas tahan penyakit kresek
menghin dari luka mekanis, sanitasi lingkungan
Pengendalian :
diawali dengan GLIO penya kitkerdil
Penyebab :
virus ditularkan oleh wereng coklat Nilavata lugens.
Gejala :
Menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna
hijau kekuning –kuningan, batang pendek, Buku-buku pendek, anakan banyak
tetapi kecil.
Pengendalian :
Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang .
• penyakit
tungro
Penyebab:virus
yang di tularkan oleh wereng hijau nephottix inpicticeps.
Gejala :
Menyerang semua bagian tanaman ,pertmbuhan tanaman kurang sempurna ,daun
kuning hingga kecoklatan ,jumlah tunas barkurang,pembuangan tertunda
,malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian :
Menanam padi tahan wereng.
7.
PANEN DAN PASCA PANEN
- Panen dilakukan jika butir gabah 80% menguning dan tangkaian menunduk
- Alat yang digunakan ketam atau sabit
- Setelah panen segera dirontokan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
- Kehilangan panen dapat ditekan apabila menggunakan alat perontok perbedaan hasil antara mesin perontok dengan banting bisa mencapai 20 %.
- Pengeringan bisa dilakukan dengan sinar matahari 2-3 hari Atau dengan mesin pengering apabila musim hujan ,sampai kadar air yang di inginkan.
- Selanjutnya disimpan atau digiling ke penggilingan beras jadilah beras siap dikomsumsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar