BUDI DAYA TANAMAN JAGUNG (zea mays)
A . PENDAHULUAN
Tanaman jagung merupakan tanaman penting bagi dunia
industri pakan ternak dan ikan selain itu kebutuhan pasar tradisional dan jagung bakar masih belum
terpenuhi, apalagi batang dan daun dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti
sapi, kambing dll. Namun komoditi ini tingkat produksinya belum optimal.Begitu
primadonya jagung, maka CV ANUGERAH KARYA MAKMUR berupaya meningkatkan produksi yang berwawasan pertanian sehat, produktif
dan ramah lingkungan. Dengan demikian
bisa berkompetisi di era pasar global.
B. SYARAT
TUMBUH
Tanaman
jagung tidak memerlukan tanah khusus, namun tanah yang subur dan banyak
mengandung humus dapat meningkat hasil
yang optimal. pH yang dikehendaki antara 6 – 7. Aerasi dan ketersediaan
air baik, sinar matahari sempurna tidak boleh ternaung. Penanaman sebaiknya
dilakukan pada awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Pada fase
generatif memerlukan air yang cukup banyak supaya pembuahan sempurna.
C. PEDOMAN BUDI DAYA JAGUNG
1.
Benih atau bibit
Benih
yang hendak di tanam harus bermutu tinggi (berlabel ), daya tumbuh benih lebih
dari 95 %. Kebutuhan benih tergantung jarak tanam yaitu berkisar antara 20
samapi 30 kg / ha. Sebelum benih ditanam
harus di rendam dalam larutan PIOC CIREMAI I 200 WATT dengan dosis satu
tutup botol CIREMAI untuk 5 ltr air direndam selama 12 jam.
2.
Pengolahan lahan
Apabila
lahan yang akan ditanami bekas tanamam
atau banyak rumputnya terlebih dahulu harus dibersihkan atau dipendam sebagai
kompos, pecangkulan atau pembajakan
dengan kedalaman olah 20 cm kemudian diratakan. Lebar bedengan antara 1,5 -2 m,
diantara bedengan dibuat saluran air (salir) dengan kedalaman 20 cm 3 hari
menjelang tanam lakukan penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 WATT secara merata
dengan dosis 2-3 ltr/ha atau 15 sampai 20 tutup botol CIREMAI/tangki ukuran 17
ltr air. Sedangkan pupuk dasar cukup 75% dari rekomendasi pupuk setempat.
Gunakan pupuk yang mengandung unsur N P K S.
3.
Lubang Tanam dan
Cara Tanam
Buatlah
lubang tanaman dengan tugal yang terbuat
dari kayu ujungnya agak
runcing,kedalaman lubang 3-5 cm. tiap lubang diisi hanya satu biji jagung untuk
jarak tanam 25 x75 cm .tiap lubang diisi dua biji jagung untuk jarak tanam 40 x
100 cm, setalah biji /bibit diletakkan pada lubang kemudian di tutup dengan
abu bakaran jerami atau sekam supaya
tidak dimakan burung ,jangkrik dll.
4.
Pemupukan dan
penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 WATT
Penyemprotan
susulan 1 PIOC CIREMAI i 200 WATT dilakukan pada umur 15 HST dengan dosis 6 –
10 tutup botol Ciremai / tangki ukuran 17 ltr air . Penyemprotan selanjutnya
dilakukan setiap 15 hari sekali dengan dosis yang sama.
Pemupukan
hara makro N P K S dilakukan pada saat
tanaman berumur 21 HST dengan dosis 125 kg /ha.Pemupukan selajunya pada saat
tanaman berumur 45 HST dengan dosis 100 kg.
5.
Pemeliharaan
Tanaman
a)
Penjarangan dan
penyulaman
Tanaman
yang tumbuh lebih dari yang dikehendaki harus dipotong dengan pisau yang bersih
jangan di cabut karena akan mengganggu
perakaran yang sudah tumbuh baik. Penyulaman dilakukan apabila ditemuka
tanaman yang tidak tumbuh atau
mati,penyulaman dilakukan pada saat tanaman umur 7 HST
b)
Penyiangan
Penyiangan di
lakukan setiap 15 hari sekali,penyiangan dilakukan dengan hati-hati kerena
tanaman masih belum kuat/kokoh
c)
Pembumbunan
Pembubunan
dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokok posisi batang
agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan diatas
permukaan tanah karena adanya pengkikisan tanah lapisan atas atau erosi .Pembumbunan dilakuakan saat tanaman berumur 6 minggu, bersama
dengan waktu penumpukan. Tanah disebelah kanan dan kiri barisan tanaman diurug
dengan cangkul, kemudian ditimbun pada barisan tanaman. Dengan perlakuan
seperti itu maka akan terbentuk guludan yang memanjang pada barisan tanaman.
d)
Pengairan dan
penyiraman
Setelah benih
ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali tanah yang masih lembab tidak
perlu , tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman
berbunga air yang diperlukan lebih banyak sehingga perlu dialirkan air pada
parit-parit diantara barisan tanaman.
6. Hama
dan penyakit
a) Hama
1.
lalat bibit (Atherigona exigua
stein)
Gejala : Daun
berubah warna mejadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan,
akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman mejadi kerdil atau mati.
Penyebab : Lalat
bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu , warna punggungnya kuning kehijuan
bergaris ,warna perut coklat kekuningan , warna telur mutiara, dan panjang
lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian : (1) penanaman serentak dan penerapan
pergiliran tanaman.
(2)
tanaman yang terserang segera dicabut dan di musnahkan.
(3) Kebersihan kebun
harus selalu di jaga.
2.
Ulat pemotang/Jengkal
Gejala : Tanaman
terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, di tandai dengan bekas gigitan
pada batang, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Penyebab : beberap
jenis ulat pemotong : Agrotis ipsilon,
Spodoptera litura, penggerak batang jantung (Ostrinia furnacalis), dan penggerak buah jantung (Helicoverpa armigera).
(1) Tanam serentak atau rotasi tanaman
(2)
cari dan bunuh ulat-ulat tesebut (biasanya bersembunyi di dalam tanah) .
b). Penyakit
1.
Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab : Cendawa
Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P.philippinensis, merajalela pada suhu udara 27o C ke atas
serta keadaan udara lembab.
Gejala : (1)
umur 2-3 minggu bentuk daun runcing, ukuran kecil, tidak lentur, pertumbuhan
batang terhambat, warna mengkuning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora Cendawa warna putih.
(2)
umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan , daun berubah warna dari bagian
pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi
(3)
pada tanaman dewasa , terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian :
(1) penanaman mejelang musim
hujan
(2) pola tanam dan
rotasi tanam
(3) penanaman
varietasi tahanterhadap penyakit bulai
(4) musnahkan
tanaman yang sudah terserang di pendam atau di bakar.
2.
penyakit bercak daun (leaf bligh)
Penyebab : Helmintosporium
turcicum.
Gejala : Pada
daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna
coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula
bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat ke kuning-kuningan, kemudian
berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berubah menjadi
coklat tua.
Pengendalian :
Dengan cara rotasi tanaman dan mengatur kondisi lahan tidak lembah.
3.
Penyakit Karat (Rurt)
Penyebab : Cendawan
Puccinia sorghi schw dan P.polypora underw.
Gejala : Pada
tanaman dewasa ,daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah
kecoklatan,sebutan cendawa ini berkembang dan memanjang .
Pengendalian: (1) Mengatur kelembaban
(2)
Menanam varietas tahan terhadap penyakit karat.
(3)
Kebersihan kebun harus selalu terpelihara.
4.
Penyakit gosong bengkak (con smut/boil
smut)
Penyebab : Cendawan
ustilago mayis (DS) Cda, ustilago zeae (Schw)ung, uredo zeae Schw ,uredo maydis DS.
Gejala : Cendawan
ini masuk kedalam biji dan tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan
mengeluarkan kelenjar , menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar .
Pengedalian
: (1)
Mengatur kelembaban
(2)Memotong bagian tanaman yang
terserang penyakit kemudian dibuang atau dibakar
(3)Benih yang akan ditanam direndam dengan
laturan PIOC CIREMAI i 200 watt.
5.Penyakit busuk
tongkol dan busuk biji
Penyebab : Cendawan Fusarium atau Gibberella
antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberela fujkural (Schw), Gibberela
moniliforme.
Genjala : Dapat
diketahui setelah membuka pembungkus tongkol biji-biji jagung berwarna merah
jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian : (1) Menanam jagung
varietas tahan, rotasi tanam, pengaturan jarak tanam .
(2) Perendaman
benih dengan larutan PIOC CIREMAI i 200
WATT
C. PANEN DAN PASCA PANEN
a) . Panen
Jagung sayur (jagung muda ,baby corn) dipanen sebelum
bijinya terisi penuh, jagung rebus / bakar dipanen ketika matang susu dan
jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll, dipanen apabila
sudah matang sempurna biji keras sampai kering, pengeringan bisa dilakukan pada
saat tongkol jagung masih menempel pada batang
dengan cara mengupas pembungkusnya. Jika pembungkus sudah kering boleh
dipetik kemudian dijemur selama 8 hari, pemipilan bisa dengan mesin perontok
atau dengan tangan.