Minggu, 13 Mei 2012

APLIKASI PUPUK ION ORGANIK CIREMAI I 200 WATT


 

1. Aplikasi pada tanaman padi dan gandum diperlukan 7 liter /ha per musim tanam
   dengan 5 kali pemberian, yaitu :

a.       Pertama sebanyak 2 liter /ha pada saat 2-3 hari sebelum tanam
b.      Kedua sebanyak 1 liter /ha pada saat 14 hari sebelum tanam
c.       Ketiga sebanyak 2 liter /ha pada saat 30 hari sebelum tanam
d.      Keempat  sebanyak 1 liter /ha pada saat 45 hari sebelum tanam
e.       kelima sebanyak 1 liter /ha pada saat 60 hari sebelum tanam
   
2. Aplikasi pada tanaman jagung, kedelai dan kacang tanah. Diperlukan 7 liter /ha
    permusim tanam dengan 4 kali pemberian yaitu :

a.       Pertama sebanyak 3 Liter /ha pada saat 2-3 hari sebelum tanam
b.      Kedua sebanyak 2 Liter /ha pada saat 14 hari sebelum tanam
c.       Ketiga  sebanyak 1 Liter /ha pada saat 30 hari sebelum tanam
d.      keempat sebanyak 1 Liter /ha pada saat 45 hari sebelum tanam

3. Aplikasi pada tanaman tebu dan tembakau diperlukan 10 liter /ha per musim tanam.
    Dengan 4 kali pemberian yaitu :

a.       Pertama, sehari setelah tanam sebanyak 3 liter /ha
b.      Kedua, 21 hari setelah tanam sebanyak 2 liter /ha
c.       Ketiga, 45 hari setelah tanam sebanyak 2 liter /ha
d.      Keempat, 70 hari setelah tanam sebanyak 3 liter /ha
e.       Berikutnya hanya penambahan pupuk ZA secukupnya.
4. Aplikasi pada tanaman sayuran ( kol, seledri, kentang, bawang merah, bawang putih, wortel, bayam, dll ) diperlukan 7 liter /ha, dengan cara sebagai berikut :

a.       Pemberian pertama pada saat persiapan lahan, selesaikan dengan dosis 3 liter /ha dengan cara dikucurkan secara merata dipermukaan tanah.
b.      Pemberian berikutnya dilakukan secara berurutan sesuai komoditi tanaman, pada saat  
        tanaman berumur 14-21-28-35 hari setelah tanam. Dengan dosis masing-masing 1liter /ha.



5. Aplikasi pada tanaman umbi kayu-umbi jalar. Diperlukan 7 liter /ha per musim tanam. Dengan 3 kali pemberian, yaitu :
a.       Pertama sebanyak 3 liter /ha setelah persiapan lahan selesai
b.      Kedua sebanyak 2 liter /ha pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam
c.       Ketiga sebanyak 2 liter /ha pada saat tanaman berumur 60 hari setelah tanam

6. Aplikasi pada tanaman melon, semangka, mentimun, tomat dan cabe. Diperlukan 10            liter /ha per musim  tanam yaitu :
a.       Pemberian pertama sebanyak 2,5 liter /ha setelah persiapan lahan selesai. (bila menggunakan mulsa, diberikan sebelum pemasangan mulsa) dengan cara  dikucurkan secara merata pada permukaan tanah.
b.      Selanjutnya diulang lagi pada saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40, 45 setelah tanaman dengan dosis masing-masing 1,5 liter /ha.

7.  Aplikasi pada tanaman perkebunan misalnya; pepaya, apel, belimbing, rambutan kelengkeng kelapa sawit, cacao, karet,kopi dll. Diperlukan 10 liter /ha pada perawatan awal tanam yaitu : 

a.       Pertama sebanyak 4 liter /ha dikucurkan merata pada lobang tanam
b.      Kedua sebanyak 4 liter /ha dikucurkan pada pangkal batang tanaman 2 hari  setelah tanam;
c.       Selanjutnya diulang setiap 30 hari sekali dengan dosis 2 liter /ha dengan cara dikucurkan secara merata pada pangkal batang tanaman;
Untuk perawatan berikutnya dapat diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 2 liter /ha dengan cara dikucurkan secara merata (melingkar dibawah tajuk, kurang lebih 2 meter dari pokok batang).


Kesuburan tanah


Tanah adalah sebuah komponen dari keseluruhan ekosistem dan tidak dapat dilepaskan dari kesehatan ekosistem tersebut. Di bidang pertanian, tanah yang sehat memiliki kondisi fisik, kimia dan biologis optimal untuk produksi tanaman dan memiliki kesanggupan untuk menjaga kesehatan tanaman serta kualitas ekosistem yang mencakup air dan tanah. Dalam sejumlah kondisi, tanah yang sehat mungkin saja tidak berfungsi sebagai komponen ekosistem yang sehat karena adanya penambahan komponen tanah yang tidak sehat dari luar tanah itu sendiri (Elliott 1998) misalnya penambahan bahan kimia yang berlebihan atau pembuangan limbah toksik.
Tanah sehat dan subur merupakan system hidup dinamis yang dihuni oleh berbagai organism (mikro flora, mikro fauna, serta meso dan makro fauna). Organisme tersebut saling berinteraksi membentuk suatu rantai makanan sebagai manifestasi aliran energi dalam suatu ekosistem untuk membentuk tropik rantai makanan (Simarmata et al, 2003). Dalam ekosistem tanah, tropik rantai makanan dimulai dari tropik level pertama, yaitu kelompok organisme (tanaman dan bakteri) produsen yang mampu memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energinya. Selanjutnya diikuti oleh tropic kedua hingga ke tingkat tropik yang tertinggi. Hal ini berarti, bahwa kehadiran suatu organisme akan mempengaruhi keberadaan organisme lain secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan tanah dapat dievaluasi secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan indikator seperti kemampuan tanah sebagai media tumbuh tanaman maupun mikroba (Simarmata et al, 2003).
Indikator kesuburan tanah
Kesuburan tanah bisa diukur berdasarkan beberapa indikator kesuburan tanah. Beberapa indikator kesuburan tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain adalah : kapasitas absorbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan liat dan kandungan bahan organik. Selanjutnya akan diuraikan dibawah ini.
Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli equivalent, adalah kemampuan tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).
Kejenuhan Basa, nilainya dalam bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.
Kandungan liat, merupakan ukuran kandungan partikel kolloid tanah. Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.
Bahan Organik Sebagai Kunci Dinamika Kesuburan Tanah
Kandungan BO merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik).
Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.
Demikian pula bila kondisi sebaliknya, yaitu kondisi tanah yang lepas (sangat berpasir), maka fisik tanah dapat dibuat menjadi kompak, karena agregasi meningkat oleh adanya bahan organik. Ruang pori tanah juga meningkat, akibatnya kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyediakan ruang udara akan semakin proporsional (baik). Hal ni bermanfaat untuk menghindarkan tekanan kekeringan pada perakaran.
Bahan organik juga dapat merubah sifat kimia tanah, yaitu melalui proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba yang memang selalu menempel pada bahan organik. Proses dekomposisi akan melepaskan zat-zat hara ke dalam larutan di dalam tanah dan juga menjadikan bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan bersifat kolloid. Kondisi ini akan meningkatkan kemampuan absorbsi tanah yang berkaitan juga dengan kapasitas tukar kation (KTK) tanah karena meningkatnya luas permukaan partikel tanah. Hal ini menjadikan tanah mempunyai kemampuan menyimpan unsur-unsur hara yang semakin baik, mengurangi penguapan Nitrogen, maupun pencucian hara-hara kation lain. Pada saatnya berarti pula meningkatkan kapasitas tanah untuk melepas hara kation bagi kebutuhan tanaman, baik melalui proses pertukaran secara langsung maupun pasif oleh proses difusi.
Bahan organik juga mampu mengeliminir bahan-bahan racun, terutama yang dakibatkan oleh kation-kation mikro seperti Co (Cobalt), Cu (Cuprum/ tembaga), B (Boron), dan lain-lain; dengan membentuk ikatan khellat. Ikatan khellat ini bersifat preventif (dari efek meracuni) dan konservatif, karena sewaktu-waktu katio-kation logam yang terjerap dalam ikatan khelat juga masih bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa terjadinya ikatan khelat ini justru meningkatkan mobilitas banyak kation, karena ikatan ni memang bisa larut sehingga memudahkan tanaman untuk memanfaatkannya.
Bahan organik bisa merubah sifat biologi tanah dengan meningkatkan populasi mikroba di dalam tanah. Populasi mikroba yang meningkat (baik jenis dan jumlahnya) menyebabkan dinamika tanah akan semakin baik dan menjadi sehat alami. Peningkatan mikroba (khususnya fungi bermiselia seperti micorhiza, dll) akan meningkatkan kemantapan agregasi partikel-partikel penyusun tanah. Mikroba dan miselianya, yang berupa benang-benang, akan berfungsi sebagai perajut/ perekat/glue antar partikel tanah. Dengan demikian menyebabkan struktur tanah menjadi lebih baik karena ketahanannya menghadapi tekanan erodibilitas (perusakan) tanah. Kemampuan merubah sifat biologi tanah ke arah positif sehingga meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman sehingga tanaman tumbuh sehat tanpa perlu campur tangan pupuk buatan dan pestisida.
Bahan organik juga berperan sebagai ZPT, karena proses dekomposisi akan menghasilkan proses akhir menjadi humus. Humus disebut juga sebagai asam humat (humic acid) yang merupakan bahan kolloidal terpolidispersi yang bersifat amorf, berwarna kuning hingga coklat-hitam dan mempunyai berat molekul relatif tinggi dan bervariatif. Asam humat banyak dikaitkan dengan perkecambahan bji di dalam tanah, pertumbuhan bagian atas tanaman, pemanjangan semaian muda atau pemanjangan akar dari akar terpotong secara in vitro, karena asam humat menunjukkan pengaruh hormonal dalam pertumbuhan. Asam humat juga berperan dalam perbaikan tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi, aerasi, permeabilitas serta kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara normal dan sehat.
Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat kolloid, dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik tanah mineral maupun yang dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal maupun porositasnya pada tingkat yang optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi, perkolasi maupun agregasi, dengan peran dinamisasi dari BO, keadaan tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini berkaitan dengan menegemen air dan udara dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan perakaran tanaman dan hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran tanaman akan mempengaruhi bagian atas tanaman di atas permukaan tanah.

 sumber:  agronom

Penyakit Hawar Bakteri (HB-Bacterial blight) Pada Padi


Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.

Mengapa tungro harus dikendalikan?
Tungro adalah satu dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Epidemik penyakit ini telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an. Malai yang terserang jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian yang berisi dengan gabah yang berubah warna. Pembungaan tanaman sakit tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.

Bagaimana Mengendalikan Tungro?
Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
Rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro. Pilihan Pengelolaan Tungro
  1. Tanam varietas tahan, seperti Kalimas, Bondoyudo, Tukad Petanu, terutama bila tanam dilakukan terlambat dari petani sekitarnya.
  2. Hindari penanaman varietas rentan di daerah endemik tungro.
  3. Setelah panen, segera benamkan jerami dan sisa-sisa tanaman dari yang terinfesi tungro dengan bajak dan garu.

Pengendalian juga perlu dilakukan untuk wereng hijau dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks, imidakloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.
Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank(Masukan diperoleh dari G.Jahn, I.Choi dan MA Bell) Disadur oleh: J. Bawolye / MSyam – Des. 2006.

Senin, 07 Mei 2012

Keasaman Tanah dan Permasalahan Tanaman

1 Bila Tanah Asam yang perlu di perhatikan adalah:
  • Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman, kolam dan tambak
  • Menetralisir kejenuhan zat – zat yang meracuni tanah, tanaman, kolam dan tambak bilamana zat tersebut berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga)
  • Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat – zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan Kcl
  • Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun memadai
  • Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap unsur hara dari tanah
  • Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat
  • Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman
  • Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna
Kalsium dan magnesium yang diberikan pada tambak / kolam ikan adalah salah satu cara konvensional mempertinggi produktifitas kolam / tambak serta sebagai cara sanitasi untuk membersihkan kolam / tambak dari hama dan penyakit
Gejala kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) :
  • Pada tanaman penghasil biji-bijian akan menghasilkan biji lemah, keriput, dan kempes tidak berisi
  • Kuncup bunga dan buah busuk dan akhirnya akan gugur
  • Matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman
  • Tepi daun muda mengalami klorosis lalu menjalar ketulang daun, kuncup tanaman atau tunas muda mati
  • Pada daun tua tampak bercak coklat, lalu menguning, mengering lalu mati
Dampak dan kerugian kekurangan Kalsium dan Magnesium :
Kekurangan Kalsium dan Magnesium dalam tanah, menjadikan tanah bereaksi masam, mengakibatkan unsur hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat sehingga tak terserap oleh tanaman dengan maksimal, pempukan yang diberikan kurang efektif dan tidak efisien. produktifitas tanaman menurun rendah dengan mutu hasil kurang baik. secara ekonomis merugikan karena pendapatan rendah.
Kekurangan Kalsium dan Magnesium akan menaikkan unsur Al (Alumunium), Fe (zat besi), Mn (mangan), Zn (sen) dan Cu (tembaga), unsur tersebut dalam jumlah berlebihan akan menjadi racun bagi tanah, mengganggu tanaman, kolam dan tambak
Denutrisi pada tanaman mengakibatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit menjadi rendah.
Dasar pembuatan pupuk yang tanahnya netral
1. unsur yang mengadung N dan P seperti : kletong sapi, ayam, kelelawar dll
2. bonggol pisang banyak mengandung unsur Kalium

NITROGEN ( N)
Nitrogen dalam tanaman adalah sebagai penyusun unsur penyusun protein yang merupakan senyawa dengan berat molekul tinggi yang mengandung 15 -18 % N dan terdiri atas rantai –rantai asam amino yang terikat dengan ikatan peptida. Protein sangat vital dalam fungsi tanaman. Nitrogen di transportasikan ke kanopi daun sebagai ion anorganik atau dapat di reduksi di daerah akar dan di transportasikan dalam bentuk organic N , asam amino atau amida.
Kekuranga N menyebabkan kecepatan pertumbuhan sangat terganggu dan tanaman tampak kurus kering. Kekurangan N juga daun akan menguning atau mengalami klorosis.dimulai daun yang bawah selanjutnya semua daun coklat dan mati.
Kekurangan N sering terjadi di daerah yang suplay N nya rendah ( tanah pasiran dan tanah organic dengan curah hujan tinggi) , karena N hilang sebagai produk yang di manfaatkan , pencucian , atau denitrifikasi maka harus diimbangi dengan pemasukkan N yang cukup dari pupuk N jika hasil tanaman diharapkan baik.
Cara memupuk N
            Dasar pertimbangan yang di pakai untuk melaksanakan pemupukkan Nitrogen adalah sifat tersebut yang tersedia pada kondisi aerob atau aksidatif akan teroksidasi menjadi nitrat yang berupa anion bermuatan negative. Apabila bermuatan negative anion tidak dapat tingga lama di sekitar perakaran. Tanah yang bermuatan negatif tidak dapat menahannya , sehingga anion N akan tercuci jauh ke lapisan dalam tanah sampai kedalaman yang reduktif . effisiensi terendah dalam pempupukkan adalah pada pemupukkan yang di taburkan . jadi agar effecti pemupukkan harus di benamkan sampai lapisan yang reduktif sehingga N maíz dalam bentuk kation yang bermuatan positif. Untuk mengoptimalkan pemupukkan perlu di lakukan berulang-ulang . contoh apabila dosis yang di perlukan 200 N/ha maka diberikan 2 -3 kali dalam interval waktu tertentu supaya kehilangan akibat pencucian lebih sedikit dan di manfaatkan tanaman lebih banyak.untuk lingkungan asam sebaiknya diberi pupuk N yang bereaksi basa yang ada nitratnya .( contoh amonium nitrat) lingkungan yang netral /basa sebaiknya menggunakan pupuk dengan pupuk sebagian besar berbentuk amonium ( urea).
Pemupukkan N melalui daun di berbolehkan untuk mengatasi adanya kendala di likungan perakaran tapi harus dengan dosis yang rendah di kawatirkan terjadi dehidrasi akibat kosentrasi garam pada daun yang menyebabkan bercak coklat dan terbakar.kebutuhan N pada prisipnya tetap melalui akar mengingat kebutuhan N sangat banyak.
FOSFOR ( P)
Kadar Fosfor dalam tanaman menempati urutan terakhir terendah dalam golongan hara makro bersama dengan Ca ,Mg,dan S. kadarnya Kira-kira 1/5 -1/10 kadar N.
Peran P dalam tanaman adalah untuk transfer energi . energi berasal dari oksidasi gula atau photosintesis . P di ubah menjadi ikatan pirophospaht tak stabil dalam bentuk adenosin triphosphat (ATP) . ATP berfungsi sebagai transfer energi untuk reaksi sintesis biokimia, seperti síntesis lipida , pati dan protein , untuk mekanisme serapan aktif unsure hara , tranpor zat melalui membrane.
P juga punya peran penting dalam membran tanaman , tempat fosfor tersebut terikat pada molekul lipida yang merupakan senyawa yang dikenal sebagai fosfolipida.kekurang P pertumbuahan tanaman akan terganggu karena akan terjadi penurunan sintesis fosfolipida menurunkan intergritas membrane dan pengaruhnya besar sekali terhadap proses fotosintesis,respirasi,serapan ion,dan pengikatan energi.
Tanda kekurangan P :
- Pertumbuah trubus yang rendah
- Warna daun ungu ( pigmentasi antosianin
- Warna hijau gelap dengan pertumbuhan tidak normal.
CARA MEMUPUK P
Kendala dalam pemupukkan P adalah sifat P yang mengendap didalam kondisi asam dalam bentuk Fe fosfat dan AL fosfat sedangakan dalam basa di endapkan dalam bentuk kalsium dan magnesium . fosfat yang dalam bentuk endapan ini tidak akan tersedia dalam tanaman . di tanah kapur pemupukkan P di barengi dengan reaksi tanah seperti penggunakan baha organik sehingga kesedian P meningkat .sebaliknya dalam tanah masam pempupukkan P dapat langsung ditersedia karena P larut dalam asam.
Di tanah pegunungan yang mengandung alofan tinggi mempunyai sifat dapat melakukan fiksasi fosfat yang tinggi,dapat mencapai 5 T P/ha, dalam keadaan terfiksasi ,fosfor tidak tersedia bagi tanaman .

KALIUM
Kalium ( K) merupakan unsur kedua terbanyak setelah Nitrogen dalam tanaman.kadarnya lebih besar 4-6 kali lebih besar dibanding P,Ca,Mg,dan S.Kalium di serap dalam bentuk kation K monovalensi. Tidak terjadi transformasi K dalam tanaman
Peran K dalam tanaman dapat dikelompokkan menjadi empat:
1. Netralisasi asam Organik
Karena kelimpahannya ,ion bermuatan positif ini dapat menyeimbangi muatan negative gugus-gugus anion dari molekul organic, seperti asam-asam organic.
2. Ion K aktif berperan vital dalam hubungannya dengan air.jadi fungsi nya
Membuka dan menutupnya stomata , membantu dalam mengurangi kehilangan kekembaban ketika tanaman menagalami stres kekurangan air.
Kekurangan Kalium ( K) tanaman akan:
 - tanaman rentan terhadap penyakit
- bila kekeringan tanaman akan stress karena kehilangan control terhadap kecepatan transpirasii dan menderita kekeringan internal
- batang akan lemah dan mudah roboh.
CARA MEMUPUK DENGAN K:
Persoalan utama dalam pemupukkan K adalah rendahnya Kalium akibat kehilangan saat panen.kandungan K tanah gambut yang rendah , dan fiksasi K oleh mineral lempung montmorilonit dan dlm tanah Grumosol. Sebaiknya kalau panen padi jeraminya di kembalikan dan di bakar sebagai pengganti pupuk K yang hilang.
Sumber –sumber Kalium adalah :
- sisa-sisa tanaman dan jasat renik
- air irrigasi serta larutan dalam tanah
- abu tanaman dan pupuk buatan
- abu daun teh mengandung 50 % Kalium
- daun tebu yang muda mengandung 60- 70 % Kalium

SULFUR
Kandungan sulfur dalam tanaman sama dengan Ca,Mg,dan P. sulfur bergerak keatas di dalam tanaman dalam bentuk SO 4 anorganik.kekurangan S daun muda akan menjadi klorosis . daun mengkerut dan tidak berkembang kalau untuk bici-bijian hasil tidak optimal.
S sudah tersedia dalam tanah , kalau kebanyakkan akan keracunan.S berasal dari MgSO4, FeSO4,ZnSO4 dan garam laut mengandung sulfur.lautan adalah sumber S dan gunung berapi .

KALSIUM ( CA)
Kalsium diserap tanaman dalam bentuk Ca . Klasium dalam tanaman berada dlama bentuk kation divalensi atau terikat dengan makromolekul atau terendapkan sebagai garam kalsium
Kalsium ( Ca) merupakan unsure yang sangat penting dalam nutrisi semua jenis tanaman tingkat tinggi, tapi beberapa fungsi fisiologisnya sukar dimengerti. Fungsi fisiologisnya kalsium adalah sbb:
- Struktur dan fungsi dalam dinding sel dan membrane
- Transpor berbagai senyawa ke dalam sel
- Meningkatkan kadar protein mitokondria
- Pemanjangan sel ,akar dan pucuk tanaman
- Struktur dan stabilitas kromoson
- Translokasi karbonhidrat
Kekurangan Ca mengakibatkan al:
- titik tumbuh dalam akar akan menderita
- akar tumbuh tidak karuan , menjadi rusak susunannya , memperlihatkan seperti terpuntir dan membengkok padak titik tumbuhnya,kekurangan yang akut akan mati.
- Daun akan kuning menuju putih , selanjutnya daun klorosis akan menggulung , dan pertumbuhan tanaman akan kacau.
CARA MEMUPUK KALSIUM (CA)
CA digunakan untuk meningkatkan reaksi tanah pada tanah2 tropika dan tanah gambut yang bersifat asam.untuk menentukan kapur di perlukan uji coba kadar almunium dapat di tukar (ALdd)

sumber www.indonesiaberkebun.org

Panen Pepaya California Organik


1 Pepaya California sebenarnya adalah pengembangan ahli tanaman di Indonesia. Jenis pepaya ini dikembangkan para ahli di IPB. Pepaya california diunggulkan karena rasanya yang khas, daging lembut dan ukuran lebih menarik (unik) dibanding jenis pepaya lainnya. Keunggulan lainnya ialah rasa dan ketahanan buah. Daging buahnya berwarna kemerahan, rasanya manis segar dan teksturnya lembut sehingga disukai banyak orang.
Syarat Tumbuh
Tanaman pepaya dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m dpl. Tanaman ini lebih senang tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup tersedia air), curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Di daerah yang beriklim kering, musim hujannya 2-5 bulan, dan musim kemaraunya 6-8 bulan, tanaman pepaya masih mampu berbuah, asalkan kedalaman air tanahnya 50-150 cm. Tanah yang subur dengan porositas baik, mengandung kapur, dan ber-pH 6-7 paling disenangi oleh tanaman pepaya. Tanaman pepaya lebih menyukai daerah terbuka (tidak ternaungi) dan tidak tergenang air. Tanah yang berdrainase tidak baik menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit akar.
Budidaya
Perbanyakan tanaman: Pepaya hanya diperbanyak dengan bijinya yang berwarna hitam. Biji yang berwarna putih dibuang karena bersifat abortus, yakni tidak mempunyai embrio dan mati sejak buah pentil. Biji diambil dari buah pepaya sempurna yang telah matang pohon. Untuk menghasilkan tanaman sempurna sebanyak banyaknya maka biji yang akan dibiakkan diambil dari bagian ujung buah pepaya yang telah matang pohon. Biji-biji dari bagian ujung buah akan menghasilkan tanaman sempurna antara 70-80%, sedangkan bagian pangkal menghasilkan tanaman sempurna antara 50—65%. Biji disemaikan dulu atau ditanam langsung. Budi daya tanaman Pepaya ditanam dari biji terpilih. Biji disemai di polibag kecil dan ditanam di kebun setelah berumur tiga bulan. Seleksi dilakukan saat tanaman mulai berbunga. Dalam seleksi ini dipilih tanaman yang hanya berbunga sempurna. Seleksi ini dapat dilakukan di kebun atau saat di pot. Lubang tanam dibuat berukuran 60 cm x 60 cm x 40 cm, kemudian diisi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kg/lubang. Jarak tanam dibuat 3 m x 3 m atau 13,5 m x 2 m. Umumnya, tanaman mulai berbunga setelah berumur tiga bulan. Bunga sempurna muncul setelah bunga ke-4. Cara penanaman lain yang biasa dilakukan petani adalah menanam biji pepaya langsung ke dalam lubang tanam, tiap lubang ditanam 3-5 biji. Setelah bibit berumur sekitar tiga bulan, biasanya bunga jantan mulai tumbuh. Setelah itu, dilakukan seleksi, yaitu membuang tanaman berbunga jantan. Tiap lubang disisakan satu bibit yang tumbuh kekar, sehat, dan berbunga sempurna. Bunga sempurna (dalam satu bunga ada putik dan benang sari fertill) -biasanya baru muncul setelah bunga ke-4. Bibit yang tidak terpilih dibuang atau dipindahkan untuk sulaman pada lubang lain yang bijinya tidak tumbuh. Pemindahan bibit harus hati hati, disertai tanah yang membungkus akar bibit. Kerusakan akar bibit mengakibatkan tanaman layu/mati.
Pemeliharaan
Pupuk buatan yang diberikan berupa NPK sebanyak 25—-200 g per tanaman, tergantung umurnya: Dosis pemupukan mulai dari 25 g, kemudian meningkat dengan interval 25 g per tanaman. Pupuk diberikan 3-4 bulan sekali. Tanaman mulai berbunga terus-menerus (tidak musiman), tetapi perlu pemberian air sekurang-kurangnya seminggu sekali bila kekeringan (musim kemarau). Perawatan selanjutnya, membersihkan gulma/alang-alang. Pembersihan kebun dengan cangkul atau traktor harus hati-hati, jangan sampai merusak akar.
Pemberian TGH yang pertama
Pemberian TGH, 3 hari sebelum tanam, semprotkan larutan TGH pada lubang yang telah diberi pupuk kandang. Tahap ini dibutuhkan 2 liter TGH dicampur dengan 200liter air untuk ukuran 1 hektar. Bisa diberikan minimal 1 hari dari pemberian pupuk kandang (Lebih efektif dari versi TGH sebelumnya !).
Pemberian TGH yang kedua
Pada saat umur 10 hari, semprotkan larutan TGH pada barisan tanaman. Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter TGH dengan 100 liter air.
Pemberian TGH yang ketiga
Pada saat umur 20 hari, semprotkan larutan TGH pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter TGH dengan 100 liter air.
Pemberian TGH yang keempat
Pada saat umur 30 hari, semprotkan larutan TGH pada lahan / sekitar pangkal batang. Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter TGH dengan 100 liter air.
Pada tahap selanjutnya berikan pupuk TGH 1 kali 2 bulan. Apabila waktunya bersamaan dengan pemberian pupuk kimia, berikan jarak kurang lebih 1 hari sesudah menggunakan pupuk TGH.
Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman pepaya pada musim kemarau adalah tungau merah Tetranychus kansawai dan kutu daun yang berwarna kuning Myzus persicae. Kutu daun inilah yang menjadi vektor dan penyebar virus keriting (mosaik) yang ditakuti petani pepaya karena sukar diberantas. Penyakit yang biasa menyerang tanaman pada kondisi lembap dan suhu malam dingin adalah bercak buah Colletotrichum gloeosporioides dan penyakit busuk akar Phytophthora palmivora. Selain itu, penyakit lain yang sering menyerang tanaman pepaya adalah layu bakteri Bacterium papayae. Tanaman yang terserang bakteri layu akan menunjukkan gejala layu mendadak, tanpa ditandai dengan menguningnya daun. Buah yang masih muda tampak pucat dan getahnya encer sekaii. Biasanya, buah yang masih muda berguguran. Penyakit busuk akar dan layu dapat dicegah dengan drainase kebun yang baik. Hama tungau merah dan kutu daun dapat diatasi dengan menyemprotkan Kelthane 0,2%.
Panen dan Pasca Panen
Buah pepaya dipanen pada stadium mendekati matang pohon, yakni setelah buah menunjukkan garis-garis menguning.
Manfaat Pepaya
Selain untuk konsumsi buah segar, buah pepaya matang dapat diolah menjadi saus pepaya. Buah yang setengah matang biasanya dibuat manisan, sedangkan buah muda disayur. Daunnya yang masih muda serta bunganya dibuat urap (lalap masak) dan buntil. Tanaman yang masih berdaun 3-5 helai dan buah muda dapat diambil getahnya untuk papain. Namun, batangnya tidak dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Papain digunakan untuk penyamak kulit serta melunakkan daging dan bahan kosmetik.

sumber : indonesiaberkebun.org